BARU-baru-baru ini, Merak Jalanan menghabiskan waktu bersama keluarganya di pusat rekreasi air terjun di Selangor untuk piknik, bersantai setelah beberapa hari sibuk bekerja mencari berita.
Merak Jalanan, seperti pengunjung lainnya, pasti akan mencari tempat terbaik untuk menggelar tikar agar kita sekeluarga bisa duduk menikmati takeaway, diselingi dengan berendam di sungai.
Namun sangat mengecewakan ketika banyak tempat yang dikotori oleh sisa makanan, plastik dan tisu yang sebelumnya tidak dibersihkan oleh pengunjung.
Malah dipadati lalat dan baunya tidak sedap hingga menusuk hidung.
Mau tidak mau, Merak Jalanan harus membersihkan dirinya sendiri, membuang sampah ke tempat sampah yang disediakan.
Menjelang siang, semakin banyak orang datang ke tempat rekreasi untuk piknik dan semakin semarak.
Saat mandi, Merak Jalanan melihat seorang pengunjung yang tanpa mempedulikan masyarakat, merokok dan membuang pantatnya ke air sungai.
Merak Jalanan tidak bisa bersabar lagi, dan memberikan peringatan kepada yang bersangkutan. Tetapi individu tersebut menanggapi dengan wajah ceroboh seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Kesialan Merak Jalanan tak berhenti sampai di situ. Saat hendak pulang, Merak Jalanan kembali ‘memuntahkan darahnya’ saat menemukan seonggok sampah plastik makanan dan botol kosong yang dibuang di dekat pintu mobil Merak Jalanan.
Sepanjang perjalanan, Merak Jalanan berpikir, masih ada orang Malaysia yang memiliki mentalitas seperti itu.
Padahal sejak TK kita sudah diajarkan untuk menjaga lingkungan.
Si Merak Jalanan seharusnya senang bisa menghabiskan waktu bersama keluarganya hari itu, namun terus berubah menjadi stres dengan tingkah laku beberapa orang kita yang memiliki mentalitas kelas tiga.