KETIKA Menteri Perdagangan Dalam Negeri dan Biaya Hidup Datuk Seri Salahuddin Ayub mengumumkan usulan Menu Rahmah untuk orang sangat miskin pada 27 Januari, banyak yang memandang negatif gagasan itu, mengatakan itu tidak masuk akal.
Either way, di pedagang makanan berjuang dengan masalah kenaikan harga bahan baku, mungkin ada yang mau menjual set makan siang lengkap dengan minuman hanya RM5.
Jadi, ada suara-suara yang menggambarkan inisiatif Pemerintah Madani sebagai angan-angan. Tak kalah meremehkan dan menjadikannya bahan lelucon di media sosial.
Namun supermarket Mydin membuktikan bahwa bukan tidak mungkin untuk diimplementasikan ketika menjadi salah satu pengusaha pertama yang menerapkan Menu Rahmah dengan menjual set makan siang seharga RM4.90.
Bahkan, Mydin juga membukanya untuk semua orang karena menurut mereka sulit menentukan B40, M40, dan T20 mana yang layak dibeli.
Perpindahan supermarket besar membuka jalan untuk memperluas ide Rahmah Menu ke pengusaha lain dari restoran kecil hingga restoran terkenal termasuk yang menyediakan makanan cepat saji.
Dalam waktu kurang dari dua bulan, Salahuddin menginformasikan, lebih dari 1.500 tempat usaha di seluruh negeri telah mendaftar untuk bekerja sama dengan pemerintah untuk mensukseskan inisiatif Rahmah Menu.
Bahkan tanpa memberikan insentif kepada pengusaha yang berhasil, pemerintah berperan membantu mempromosikan restoran yang terlibat dalam upaya mengatasi biaya hidup warga Malaysia.
Bahkan, para pemilik restoran sendiri mengakui bahwa Menu Rahmah seperti seorang tenaga penjualan, memberikan kearifan karena semakin banyak pelanggan yang datang ke toko.
Meski ada rumah makan yang menyiapkan Menu Rahmah tidak diterima dengan baik, namun bukan berarti inisiatif tersebut gagal.
Mungkin ada faktor lain yang perlu diperhatikan pengusaha, seperti lokasi tempat yang kurang strategis atau dikelilingi rumah orang kaya.
Dengan suksesnya Rahmah Menu ini, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa itu adalah ide yang konyol tetapi akhirnya berhasil.
Mungkin setelah ini para menteri dapat memikirkan lebih banyak ide di luar kotak untuk kepentingan rakyat Malaysia.