TIDAK Tidak dapat dipungkiri, setiap pekerjaan di dunia memiliki risiko. Baik menyangkut masalah keselamatan fisik maupun mental, setiap orang yang bekerja tidak akan bisa lari jika hal itu terjadi.
Tak terkecuali artis, termasuk aktor yang juga terpapar bahaya saat di lokasi syuting.
Kecelakaan di lokasi syuting bukanlah hal baru. Bahkan sebelum ini, kita sudah sering mendengar insiden yang tidak diinginkan terjadi pada artis atau personel di belakang layar saat syuting drama atau film.
Itu tidak hanya melibatkan adegan aksi, bahkan bisa terjadi dalam produksi apa pun.
Di Malaysia, belakangan ini terjadi beberapa kecelakaan di lokasi syuting yang mengakibatkan cedera pada aktor.
Di antara mereka, aktris Wafariena menderita luka dalam yang melibatkan perutnya dan robekan jaringan punggung saat dia jatuh berulang kali saat syuting di Lenggong, Perak Oktober lalu.
Akibatnya, aktor itu dirawat di rumah sakit selama lima hari, selain istirahat panjang untuk proses pemulihan.
Aktor Hairul Azreen juga baru saja mengalami hal yang sama ketika dirinya cedera di lokasi syuting saat melakukan salah satu adegan aksi di film The Original Gangster pada Februari lalu.
Aktor film Paskal itu harus menjalani operasi karena ligamen lutut kirinya putus.
Yang terbaru, aktris Fasha Sandha mengalami cedera mata kiri akibat terjatuh dan terbentur sudut tajam ranjang saat melakukan adegan menegangkan di telefilm Anak Tuan yang disutradarai oleh Along Kamaludin.
Akibat kejadian itu, tulang mata kirinya patah, selain itu bola mata bengkak dan harus dirawat di rumah sakit selama seminggu.
Diketahui, aktor berusia 39 tahun itu juga harus segera menjalani operasi.
Melalui rentetan kejadian tersebut (sekedar menyebut beberapa contoh), muncul pertanyaan, bagaimana nasib para seniman yang terlibat jika kejadian seperti ini terjadi.
Belum lagi jika cederanya serius dan membutuhkan perawatan khusus yang melibatkan biaya tinggi. Selama periode itu, mereka juga harus berlibur panjang hingga kehilangan sumber penghasilan.
Skema perlindungan pribadi
Mungkin sudah saatnya pihak produksi mengambil langkah lebih proaktif dalam memastikan keselamatan para aktor dan kru yang terlibat termasuk dengan memberikan skema perlindungan.
Mungkin ada orang yang meremehkan masalah ini dan menganggap kecelakaan sebagai insiden yang terisolasi.
Namun, itu juga berdampak besar pada produksi. Tak hanya perlu menunda syuting, namun akan menyangkut berbagai aspek lain seperti tambahan biaya perawatan yang perlu ditanggung. Atau dapat menyebabkan hilangnya nyawa.
Jadi, jangan anggap remeh apa yang terjadi sebelumnya.
Sementara itu, seniman juga perlu sadar mengambil inisiatif sendiri dengan mendapatkan skema perlindungan diri sebagai persiapan jika terjadi kecelakaan atau hal-hal yang tidak diinginkan saat bekerja.
Skema tersebut tentunya dapat bermanfaat saat situasi membutuhkannya, setidaknya untuk beberapa bulan hingga cedera pulih dan dapat berfungsi seperti biasa.
Misalnya, Fasha Sandha sendiri mengaku beruntung memiliki skema perlindungan sendiri yang diambil sejak tahun 2004, sehingga menguntungkannya pada saat dibutuhkan.
Kesadaran yang sama perlu diterapkan kepada seniman lain untuk memberikan skema perlindungan bagi dirinya sendiri tanpa mengharapkan orang lain karena karya mereka selalu terpapar resiko.
Dalam aspek lain, pihak produksi perlu memberi perhatian dan tidak mengambil mudah soal keselamatan.
Persiapan matang harus dilakukan sebelum tahapan berisiko dilakukan, selain rencana kontijensi jika terjadi kejadian yang tidak diinginkan.
Tindakan cepat dan akurat yang dilakukan pada saat kejadian tentunya dapat mencegah terjadinya kejadian yang lebih buruk di lokasi syuting.
Meskipun produksi mungkin ingin memastikan bahwa drama atau film diproduksi dengan kualitas, mereka tidak boleh mempertaruhkan nyawa aktor atau kru hanya untuk memenangkan penghargaan.
* Wawann Mohd adalah reporter hiburan Sinar Harian
