Usulan Perdana Menteri, Datuk Seri Anwar Ibrahim agar para kontributor Dana Simpanan Karyawan (EPF) dapat menggunakan uang yang disumbangkan ke agensi sebagai jaminan bank untuk pembiayaan keuangan telah menarik berbagai reaksi.
Ada yang memberikan tanggapan positif, namun ada juga yang tidak setuju dengan usulan Anwar saat menutup debat APBN 2023 di Dewan Rakyat, Kamis pekan lalu.
Ada yang melontarkan pandangannya hanya setelah melihat usulan isu hangat di luar konteks, padahal gagasan yang muncul dengan meningkatkan fungsi dan keunggulan EPF merupakan langkah bijak dalam situasi ekonomi yang mendesak saat ini.
Cara penjaminan EPF tersebut dinilai masih mampu menjaga simpanan dana pensiun di kantong KSWP sekaligus badan dapat terus menghasilkan keuntungan melalui basis keuangan yang kuat.
Langkah bijak tersebut juga akan mampu menciptakan arus kas EPF yang lebih baik. Proposal tersebut dapat diibaratkan seperti Anda memiliki tabungan satu kilogram emas dan diberikan satu kilogram lagi pinjaman emas dengan membayar bunga yang kecil.
Satu kilogram emas yang Anda miliki di tabungan tidak terpengaruh dan malah terus menghasilkan nilai tambah dari bunga setiap tahunnya.
Perlu ditekankan bahwa pengajuan agunan ini hanya untuk mereka yang terdesak dan memiliki cukup uang di EPF.
Anwar menyarankan kepada kontributor yang memiliki kesempatan dan memberikan contoh kasus tertentu: “Ada orang yang mengajukan banding ke EPF, dia memiliki RM1 juta (di EPF) tetapi terikat dekat dengan itu. Dia harus membayar utang bisnisnya sekitar RM180.000 hingga RM200.000.
“Makanya kami jadikan jaminan, dia tidak mengeluarkannya dari EPF tapi sekaligus EPF sebagai agunan,” ujarnya dalam sidang penutupan APBN 2023 di Dewan Rakyat, Kamis pekan lalu.
EPF adalah tabungan hari tua. Prinsip Anwar adalah jangan sampai simpanan hari tua ini diotak-atik atau ditarik.
Jika otorisasi penarikan ini terus diberikan lagi, maka akan menyebabkan aset EPF terpengaruh dan berujung pada penurunan suku bunga.
Pemerintah berkomitmen untuk membantu masyarakat membangun kembali tabungan hari tua mereka agar tabungan yang ada cukup untuk membiayai masa pensiun.
Anwar menunjukkan kesungguhan dalam memikirkan kesejahteraan rakyat Malaysia hingga tua. Ia tidak ingin rakyat nantinya menderita bahkan menyelamatkan negara dari menghadapi masalah ekonomi yang lebih buruk.
Anwar memiliki pengetahuan yang tinggi dan banyak pengalaman dalam mengatur negara, terutama dalam urusan ekonomi. Dia memegang beberapa posisi kabinet pada 1980-an hingga 1990-an serta Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan pada 1990-an.
Sebagai Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan, pada Maret 1998, Anwar terpilih sebagai Ketua Komite Pembangunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional dari Maret hingga September 1998.
Ia juga memiliki hubungan dekat dengan negara-negara yang terbukti para pemimpin negara-negara tersebut dapat memulihkan kenyamanan ekonomi negaranya masing-masing, seperti Turki dan Indonesia.
KSWP kembali diangkat dan diberi nilai tambah layaknya real estate permanen yaitu rumah atau tanah yang selama ini dapat dijadikan agunan di bank untuk pinjaman apapun.
Namun beberapa pihak meremehkan usulan ini dengan memanipulasi situasi dan memberikan kesan yang salah dan kebingungan.
Pertama-tama kita harus memberikan kesempatan kepada EPF dan bank untuk menyempurnakan dan merinci metode implementasi proposal ini termasuk tingkat bunga yang akan dikenakan alih-alih mengungkapkan pandangan yang membawa lebih banyak kebingungan.
Suku bunga rendah dari bank untuk agunan pinjaman pribadi sudah sesuai sehingga tujuan awal untuk membantu meringankan beban masyarakat dari berbagai kalangan tidak salah arah.
Peluang ini juga perlu dimanfaatkan oleh perbankan untuk membantu memulihkan perekonomian nasional. Berat sama dengan membawa, ringan sama dengan membawa. Bank juga perlu memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat dan negara.
* Adila Sharinni Wahid adalah reporter Sinar Harian Edisi Kelantan