SABAN tahun, hari ini adalah hari penghargaan bagi wanita di seluruh dunia, mungkin ada beberapa wanita yang merayakannya dengan mengambil cuti, tidak hanya cuti kerja tetapi juga cuti memasak.
Itu untuk perempuan yang ‘mampu’ mengambil ruang untuk merayakannya. Namun, tidak semua orang memiliki kesempatan untuk menikmati kebebasan yang sama, no me time, no healing time.
Merak Jalanan sangat terharu dengan pengorbanan para wanita pekerja yang tidak pernah mengenal arti lelah setelah seharian bekerja di kantor, bergegas pulang untuk mempersiapkan keluarga, setidaknya makan malam harus disajikan sebelum jam 9 malam tanpa henti.
Itulah ibu dan istri Merak Jalanan yang selalu menempati singgasana paling atas, juga istimewa di sanubari. Pernahkah Anda bertanya-tanya tentang kehidupan kedua orang ini, dari mana datangnya kekuatan luar biasa yang tidak dimiliki orang lain?
“Tidak ada, selain tanggung jawab kepada keluarga,” kata istri Merak Jalanan itu.
Melihat pemberitaan media akhir-akhir ini, kasus suami yang lalai menjaga istri, menuntut cerai justru lebih kejam, rela memukuli istri dan melukai hingga pihak berwajib menjadi penengah.
Dimana akal sehat kita mengingkari hak-hak perempuan yang terlalu banyak berkorban untuk hidup orang lain hingga terkadang mengabaikan dirinya sendiri.
Kalau tidak pandai menghargai wanita, bebaskan dia, tidak perlu jadi penghukum maksiat, nanti hasilnya jelek.
Pria perlu ingat, wanita juga mengalami pasang surut dan terkadang sulit untuk dipahami karena mereka juga manusia yang emosional.
Jadi jika Anda ingin menjalani kehidupan yang damai, cintailah wanita meskipun terkadang Anda tidak memahaminya.
Selamat Hari Perempuan Internasional.