site

ChatGPT menantang kecerdasan otak manusia

MUNCULNYA Aplikasi ChatGPT yang berbasis artificial intelligence (AI) menjadi perbincangan hangat di masyarakat dunia saat ini.

ChatGPT adalah chatbot yang dikembangkan oleh OpenAI berdasarkan GPT-3.5. Ia memiliki kemampuan yang sangat mengagumkan untuk berinteraksi dalam bentuk dialog dan memberikan umpan balik yang mampu menjawab pertanyaan manusia.

Melalui aplikasi chatbot memudahkan pencarian informasi dan merangkum kegiatan yang memerlukan kerangka berpikir kritis seperti menulis dan menggambar.

Misalnya, siswa yang sebelumnya membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk menyelesaikan tugas sekolah, kini dapat menyelesaikannya dalam waktu kurang dari 15 menit hanya dengan mengetikkan pertanyaan yang ingin diajukan ke teknologi.

Solusi yang sama juga bisa digunakan oleh seorang penulis jika menghadapi masalah writer block sehingga butuh waktu berhari-hari untuk memeras ide hingga menghasilkan sebuah karya.

Siapa yang tidak senang dan tertarik dengan kemudahan teknologi tersebut karena sifatnya yang cepat dan cepat. Tampaknya untuk memecahkan kesulitan dan kesulitan dalam suatu masalah.

Di masa lalu, untuk mencapai tujuan, seseorang harus menguasai keterampilan melihat bintang untuk membantu perjalanannya. Kini, seiring teknologi yang semakin canggih, ia hanya dipandu oleh aplikasi Waze atau Google Maps. Akses ke lokasi dapat diterima dengan sangat mudah, dan akurasinya hampir 99 persen.

Tidak ada keahlian bukanlah masalah besar karena apa pun yang kita inginkan dapat kita miliki hanya dengan satu ketukan di smartphone. Namun pernahkah kita berpikir, dengan berbagai kemudahan dan kesenangan yang dinikmati, juga berujung pada kurangnya kelangsungan hidup?

Perkembangan suatu teknologi memang enak didengar dan diterapkan, namun jika tidak ada kontrol yang tepat, maka sedikit banyak akan menggerus kreativitas dan daya intelektual seseorang.

Kembali ke konteks aplikasi ChatGPT, kami akui memudahkan pencarian informasi atau penyelesaian masalah, namun apakah teknologi merupakan pilihan terbaik untuk kualitas hidup?

Karena mampu memberikan justifikasi secara cepat kepada mereka yang ingin mendapatkan jawaban menyeluruh, tentu juga menghilangkan kemampuan berpikir kritis terhadap diri sendiri.

Perkembangan teknologi telah menggantikan banyak aspek kehidupan kita namun harus diingat, tidak pernah bisa menggantikan anugerah akal yang notabene cukup universal dalam kehidupan kita.

Melalui kekuatan akal sehat, setiap informasi yang masuk tidak serta-merta diterima, melainkan membutuhkan pengamatan dan analisis yang mendalam.

Karena itu, kita sebagai manusia mampu membedakan antara benar dan salah dalam pengertian, fakta dan kebenaran ketika berbicara tentang informasi.

Dengan kekuatan tersebut, rencana pemikiran individu menjadi lebih tertata dan mampu mengolah sebuah fakta dari berbagai sudut.

Sayang sekali jika kekuatan alam ini juga seakan memudar jika publik mulai fokus pada teknologi semata-mata untuk membenarkan kesimpulan dari fakta dan upaya yang selalu membutuhkan kreativitas.

Tulisan ini bukan berarti mengajak masyarakat memusuhi perkembangan teknologi, mau tidak mau kita tidak bisa mencegahnya dan harus beradaptasi. Namun, jangan biarkan ia menemani kita hingga menguasai semua aspek kelangsungan hidup.

Memang banyak aplikasi AI yang memberikan manfaat besar bagi kehidupan manusia saat ini. Kita tidak bisa lepas dari merasakan dampak negatifnya dalam menjalankan tugas dan aktivitas sehari-hari.

Jadi, sebagai orang yang cerdas, sudah menjadi tanggung jawab kita untuk menggunakan teknologi secara bijak dan bijak. Bukan membuat kita menjadi orang yang lebih malas.

*Mohamad Amreel Iman Abd Malek adalah reporter Sinar Harian

Data Togel HK

Keluaran HK

Togel Hongkong Hari Ini

Result SDY

Data Pengeluaran SDY