SETIAP tahun, fenomena banjir di Malaysia sudah menjadi hal biasa. Hanya saja tahun ini agak berbeda dari biasanya ketika bencana terjadi di selatan negara itu pada bulan Maret, bukan akhir tahun.
Setiap kali terjadi banjir, korban harus menghadapi kehancuran harta benda. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat dan pemerintah negara bagian, serta otoritas lokal membantu sampai batas tertentu. Bahkan, alokasi besar juga akan dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan atau melaksanakan proyek penanggulangan banjir.
Namun, penerbitan ketentuan dan tindak lanjut hanya bersifat sementara. Apakah setiap tahun pemerintah harus mengeluarkan uang untuk membantu korban banjir. Akankah upaya seperti pendalaman sungai atau drainase mampu menampung curah hujan yang semakin meningkat.
Perlu disadari bahwa faktor biaya merupakan salah satu kendala dan tantangan utama dalam pengelolaan banjir di Malaysia. Dalam jangka panjang, investasi tersebut tidak sia-sia jika dibandingkan dengan kerugian yang harus ditanggung ketika terjadi banjir.
Room For The River yang diterapkan oleh Belanda dapat dijadikan contoh bagi Malaysia dalam pencegahan resiko banjir dan pengelolaan sungai. Belanda, yang terletak di bawah permukaan laut dan memiliki potensi banjir besar yang tinggi, melakukan investasi hampir 3 miliar euro untuk secara drastis mengurangi risiko banjir antara tahun 2007 dan 2015.
Melalui program Room for the River, sungai-sungai di Belanda diberi ruang lebih untuk mencegah bencana banjir, sehingga memastikan warga tidak perlu pindah yang justru akan semakin menambah beban biaya para korban.
Tujuan utama dari program ini tidak hanya untuk mencegah bencana, tetapi pada saat yang sama untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kualitas sungai. Ternyata, model yang digunakan Belanda juga bisa digunakan untuk menghadapi risiko banjir bandang yang kerap terjadi di berbagai wilayah di Malaysia termasuk ibu kota.
Mungkin pemerintah melalui kementerian terkait bisa melihat cara ini untuk beradaptasi dengan negara kita.
Meski melibatkan investasi besar, tentunya tidak hanya menyelamatkan jutaan ringgit yang hancur akibat banjir, tapi juga mengurangi tekanan emosional dan mental para korban yang kehilangan harta bendanya.
